Jakarta, 18 September 2025 — Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Islam dan Dinamika Komunitas Muslim di Australia”. Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FISH UNJ, Firdaus Wajdi, Ph.D., yang menekankan pentingnya memperluas pengetahuan, persepsi, pengalaman, serta kolaborasi antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam konteks keberagaman komunitas Muslim.
Kuliah umum ini menghadirkan narasumber dari Western Sydney University, Australia, yaitu Dr. Jan Ali, seorang sosiolog agama yang fokus pada studi Islam. Dalam paparannya, Dr. Jan Ali menjelaskan bahwa komunitas Muslim di Australia memiliki sejarah panjang yang dimulai dari interaksi antara nelayan Makassar dan masyarakat Aborigin di pesisir barat laut Australia. Nelayan Makassar, yang dikenal sebagai pedagang teripang dari Sulawesi Selatan, secara rutin melakukan perjalanan melintasi Laut Arafura untuk berdagang. Sejarah komunitas Muslim di Australia juga mencakup kedatangan penunggang unta asal Afghanistan serta migrasi Muslim pasca Perang Dunia II yang meningkat sejak tahun 1975.
Menurut Dr. Jan Ali, umat Muslim di Australia berasal dari hampir 200 negara dan menggunakan sekitar 400 bahasa. Mayoritas berasal dari Asia Selatan dan Timur Tengah, menjadikan komunitas Muslim sebagai salah satu kelompok paling beragam secara nasional, etnis, dan parokial. Keberagaman ini tercermin dalam lokasi geografis, tradisi etnis, bahasa, nilai-nilai sektarian, prinsip-prinsip doktrinal, serta identitas nasional yang mereka anut.
Lebih lanjut, Dr. Jan Ali mengungkapkan bahwa komunitas Muslim di Australia berupaya melestarikan identitas etnis dan agama mereka melalui pengembangan lembaga sosial dan keagamaan. Mereka secara aktif mengelola berbagai layanan berbasis kebutuhan lokal, seperti kesejahteraan sosial, pendidikan (termasuk sekolah), fasilitas keagamaan (masjid dan musala), layanan pemakaman, dukungan kesehatan, konseling pernikahan dan duka, penyelesaian sengketa keluarga, serta bantuan perumahan dan integrasi sosial.
Menutup sesi kuliah umum, Dr. Jan Ali menyampaikan pesan kepada pemerintah dan para pembuat kebijakan di Australia agar tidak memecah kantong-kantong etnis yang telah terbentuk. “Sebaliknya, dukunglah mereka dan kembangkan strategi untuk mendorong interaksi yang lebih efektif, lebih sering, dan lebih sistematis antar komunitas,” ujarnya. Ia menekankan bahwa peningkatan interaksi antar komunitas etnis akan mendorong kerja sama yang lebih besar dan memperkuat integrasi sosial. Jika pemerintah membuka jalur interaksi antara komunitas etnis dan masyarakat arus utama, hal ini akan mempercepat proses integrasi dan kontribusi mereka dalam pembangunan nasional secara kolektif dan efektif.
Penulis: NA
Editor: WPS
FISH Media Center
Mencerdaskan dan Mencerahkan
Gedung K Kampus UNJ, Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur
Senin - Jumat
08:00 - 16:00 WIB
© 2025 Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum – Universitas Negeri Jakarta