Jakarta, Universitas Sriwijaya, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, dan Universitas Setia Budhi Rangkasbitung. Prosesi ini disaksikan oleh para wakil dekan FISH UNJ dan didokumentasikan secara resmi.
Pada hari kedua, Seminar Nasional P3SI digelar di Aula Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika UNJ. Acara ini dihadiri oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin, M.Si., jajaran pimpinan UNJ, Dekan dan Wakil Dekan FISH, Koordinator Program Studi Sejarah, Ketua Umum P3SI, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Prof. Komarudin menekankan pentingnya sejarah sebagai fondasi peradaban bangsa. “Hal-hal kelam di masa lalu harus dibayar dengan kemakmuran di masa kini dan masa depan. Kita tidak hanya berperang dalam tulisan, tetapi juga dalam fakta kehidupan yang harus kita ubah dan jadikan sejarah sesungguhnya,” tuturnya.
Ketua Umum P3SI, Dr. Zulkarnain, kembali menyampaikan rasa syukur atas diterimanya Kongres IV di UNJ. Ia mengapresiasi kontribusi UNJ dalam pengembangan pendidikan sejarah dan menegaskan komitmen P3SI untuk terus memperkuat peran sejarah dalam pendidikan nasional.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., hadir secara daring sebagai pembicara utama dan menegaskan bahwa sejarah merupakan fondasi pembentukan identitas bangsa. “Sejarah sudah memiliki rumah, yaitu Direktorat Sejarah dan Museum di Kementerian Kebudayaan. Kami berharap sejarah dapat membentuk generasi yang kuat dan berkarakter,” ujarnya. Ia juga menyoroti tantangan dalam pemutakhiran buku sejarah, terutama terkait era reformasi dan pemilu yang belum banyak ditulis.
Seminar dilanjutkan dengan pemaparan dari tiga narasumber utama:
Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum. (Universitas Diponegoro) menekankan pentingnya memperkuat landasan moral historiografi kebangsaan dan arah pedagogis pendidikan sejarah.
Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang) menggarisbawahi peran strategis sejarah dalam membentuk opini publik.
Dr. Sumardiansyah, M.Pd. (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia) menyampaikan bahwa sejarah adalah inti dari rasa bangga sebagai bangsa dan bersifat dinamis.
Kegiatan ditutup oleh Dr. Restu Gunawan, M.Hum., Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, yang menyampaikan apresiasi kepada UNJ dan seluruh pihak yang terlibat. Ia menegaskan pentingnya ide-ide kreatif untuk pengembangan pendidikan sejarah dan perlindungan budaya di Indonesia.
Kongres IV P3SI 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat peran sejarah dalam pendidikan dan kebudayaan nasional, dengan semangat kolaborasi dan inovasi demi masa depan bangsa yang berakar pada pemahaman sejarah yang mendalam dan inklusif.
Penulis: AF, GIC, NA, & ZR
Editor: WPS
Tim FISH Media Center
Mencerdaskan dan Mencerahkan
Gedung K Kampus UNJ, Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur
Senin - Jumat
08:00 - 16:00 WIB
© 2025 Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum – Universitas Negeri Jakarta