Jakarta, 11 Juni 2025 — Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menggelar acara tahunan bertajuk Swaranusa 2025 di Aula Bung Hatta, Kampus A UNJ. Mengusung tema “Gemakan Karya, Satukan Nusantara”, kegiatan ini menjadi wujud nyata implementasi mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya melalui ekspresi seni dan tradisi. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh akademik, di antaranya Kurniawati, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ; Dini Safitri, Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi; serta Prof. Sunny Lee Owens, dosen tamu dari luar negeri yang turut memberikan penilaian akademik. Turut hadir pula para dosen Ilmu Komunikasi dan mahasiswa angkatan 2024 sebagai peserta sekaligus penampil utama. Swaranusa 2025 dibuka dengan pawai budaya oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi 2024, dilanjutkan dengan penampilan Palang Pintu Betawi dan Tari Dayak. Acara dipandu oleh Muhammad Anugrah dan Syaidah Seprinal sebagai pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars UNJ, serta pembacaan tilawah dan sari tilawah Al-Qur’an oleh Muhammad Fahlevi dan Bilqis Marwah. Dalam sambutannya, Calista Agatha selaku Ketua Pelaksana menyampaikan harapannya agar Swaranusa dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Indonesia. Sementara itu, Prof. Sunny Lee Owens menekankan bahwa Swaranusa merupakan bagian dari evaluasi akhir semester yang mengintegrasikan praktik budaya dengan teori komunikasi. Apresiasi juga disampaikan oleh Dini Safitri yang menilai bahwa seluruh penampilan merupakan hasil kerja keras dan kreativitas mahasiswa. “Ini adalah bukti bahwa keberagaman suku bangsa di Indonesia dapat diangkat secara kreatif oleh mahasiswa,” ujarnya. Senada dengan itu, Kurniawati, menambahkan, “Jika mahasiswa diberi ruang dan kepercayaan untuk berkreasi, mereka mampu menghasilkan karya luar biasa yang berdampak positif bagi pelestarian budaya bangsa.” Beragam pertunjukan budaya turut memeriahkan acara, seperti peragaan busana adat dari berbagai daerah, Tari Lenggang Nyai dari Jakarta yang menggambarkan keberanian perempuan, pembacaan puisi bertema budaya oleh Difa dan Syaidah, paduan suara lagu-lagu daerah, drama rakyat Lutung Kasarung, serta Tari Merak dari Jawa Barat yang mencerminkan keindahan dan harmoni. Sebagai puncak acara, ditampilkan Tari Medley Nusantara yang memadukan elemen budaya dari berbagai provinsi di Indonesia, menegaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai jiwa dari Swaranusa 2025. Swaranusa 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi UNJ tidak hanya berperan sebagai komunikator, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai budaya bangsa. Acara ini akan terus menjadi agenda tahunan Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai bagian dari pembelajaran interaktif yang memadukan edukasi dan pelestarian budaya Indonesia. Penulis:MAHN Editor:WPS Tim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (438) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (9) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (11) Berita Terbaru
FISH UNJ Gelar Webinar Internasional: Kompetensi Lintas Budaya dalam Ilmu Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH UNJ) menyelenggarakan webinar internasional “Embedding Intercultural Competencies Across Disciplines in Social Sciences” pada Jumat, 13 Juni 2025. Acara berlangsung secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di YouTube FISH UNJ Official. Narasumber dan Materi Unggulan Webinar menghadirkan Sunny Lie Owens, dosen California State Polytechnic University Pomona yang ahli komunikasi lintas budaya dan kurikulum multikultural. Sunny menekankan pentingnya integrasi kompetensi antarbudaya dalam disiplin ilmu sosial untuk membekali mahasiswa menghadapi tantangan global. “Kompetensi lintas budaya menjadi fondasi penting dalam memahami dinamika sosial, politik, hukum, dan ekonomi dunia global,” ujar Sunny dalam sesi interaktif yang dipandu moderator Sandy Allifiansyah, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISH UNJ. Komitmen Internasionalisasi FISH UNJ Dekan FISH UNJ Firdaus Wajdi menyatakan webinar ini bagian dari program internasionalisasi fakultas untuk memperluas jejaring akademik dan memperkaya wawasan global civitas akademika. Kegiatan ini diikuti antusias oleh mahasiswa dan dosen UNJ, khususnya FISH UNJ, dalam diskusi penerapan nilai lintas budaya dalam pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Program ini menegaskan peran FISH UNJ sebagai fakultas progresif yang memperkuat kapasitas lulusan berdaya saing tinggi dalam masyarakat multikultural global.[] sumber : https://unj.ac.id/tingkatkan-pemahaman-lintas-budaya-dalam-kajian-ilmu-sosial-fish-unj-gelar-webinar-internasional/ Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (437) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (8) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (11) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (11) Berita Terbaru
UNJ Kukuhkan 3 Guru Besar FISH: Ahli Resolusi Konflik, Sosiologi, dan Filsafat Sosial
Jakarta, 12 Juni 2025 – Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta melakukan pengukuhan guru besar. Pelantikan yang diselenggarakan di Aula Latief Hendraningrat, pengukuhan tiga Guru Besar dalam Sidang Terbuka yang diselenggarakan secara khidmat menjadi momentum penting dalam memperkuat peran UNJ sebagai institusi akademik yang terus berkomitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi nyata bagi masyarakat.Sidang Terbuka dipimpin langsung oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin dengan dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, serta tamu undangan dari berbagai kalangan akademisi dan keluarga besar UNJ. Acara diawali dengan prosesi masuk Pimpinan, Senat, dan Dewan Guru Besar, dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembukaan sidang oleh Rektor. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi atas pencapaian ketiga Guru Besar yang telah melewati proses akademik yang ketat. “Pengukuhan ini merupakan hasil dari dedikasi dan kontribusi panjang dalam bidang akademik, serta bentuk tanggung jawab moral terhadap masa depan ilmu pengetahuan dan masyarakat,” ujar Prof. Komarudin.Pengukuhan diawali dengan pembacaan daftar riwayat hidup Prof. Abdul Haris Fatgehipon oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ, Firdaus Wajdi. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Resolusi Konflik Ambon 1999–2002: Pelajaran Berharga dalam Menjaga Perdamaian di Indonesia,” Prof. Haris menyoroti pentingnya pendekatan sosiologis dan historis dalam memahami dinamika konflik serta upaya resolusi berbasis lokal. “Pemerintah juga harus mengupayakan pentingnya penyelesaian konflik di Ambon,” tegasnya. Selanjutnya, Prof. Ciek Julyati Hisyam menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Pinjaman Online dan Judi Online dalam Masyarakat Modern: Ditinjau dari Perspektif Sosiologi Perilaku Menyimpang. Orasi ini mengulas secara kritis fenomena perilaku menyimpang digital yang berkembang di era modern dan dampaknya terhadap struktur sosial masyarakat Indonesia. “Kecanduan terhadap pinjaman online dan judi online dapat membuat kerugian yang besar, jika dilihat dari sudut pandang sosiologi permasalahan ini bisa disebut dengan perilaku menyimpang karena bersinggungan dengan ketegangan sosial dan ekonomi,” ujar beliau. Beliau juga menjelaskan dalam perspektif sosiologi, perilaku menyimpang adalah perilaku yang melanggar norma baik norma sosial ataupun baik. Dalam penutupan orasi ilmiahnya beliau menyampaikan pesan “Kebahagiaan tergantung pada kebijakan kita sendiri dan kebijakan adalah kunci untuk mengelola hasrat kita.” Guru Besar ketiga yang dikukuhkan adalah Prof. Robert melalui orasi ilmiah berjudul Dari Emansipasi ke Ekosipasi: Politik Ekologi dan Kewargaan Baru Indonesia. Dalam pemaparannya, Prof. Robert memperkenalkan gagasan tentang ekosipasi sebagai konsep baru dalam perjuangan hak warga negara dalam konteks krisis ekologi dan perubahan iklim. “Emansipasi dapat membuat manusia terbebas dari belenggu,” ujar beliau. Dalam orasinya beliau juga menjelaskan bahwa teknologi seringkali mengaburkan tanggung jawab moral seseorang, namun disisi lain manusia juga menciptakan teknologi yang melampaui kapasitas sehingga teknologi tersebutlah yang dapat mengatur segalanya. Setelah penyampaian orasi, Rektor membacakan Surat Keputusan Penganugerahan Lencana Guru Besar yang dilanjutkan dengan penyerahan SK dan pengalungan Samir oleh Ketua Senat UNJ, Prof. Ahman Sya. Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Achmad Fauzi, menyanyikan Mars UNJ, serta prosesi penutupan sidang. Senat Universitas Pattimura juga turut hadir dalam acara pengukuhan tersebut, beliau bangga dan kagum dengan prosesi pengukuhan tersebut karena dapat memperlihatkan bagaimana kapasitas akademik dari ketiga guru besar tersebut. “Ketiga orasi ilmiah yang tadi sudah disampaikan. Harus terimplementasi dan harus diupayakan untuk bisa menjadi sesuatu yang sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa ini. Dan jabatan guru besar memiliki tanggung jawab akademik, baik secara individu maupun secara kolektif bersama-sama.” Dengan pengukuhan ini, UNJ semakin memperkuat posisinya sebagai pusat keunggulan akademik dan penghasil pemikiran strategis yang relevan dengan tantangan zaman, khususnya dalam bidang sosiologi, politik ekologi, dan perilaku masyarakat modern. Fakultas Ilmu Sosial UNJ pun menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan karya ilmiah yang solutif, aplikatif, dan berdampak luas bagi bangsa. Penulis: MAHN dan DAWEditor: WPSTim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (437) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (8) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (11) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (11) Berita Terbaru
FISH UNJ Selenggarakan Immersion Camp 2025 dengan Mahasiswa UMT Vietnam
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH UNJ) menggelar program Immersion Camp 2025 bersama mahasiswa University of Management and Technology (UMT) Vietnam pada 11 Juni 2025. Program ini melibatkan tiga prodi FISH UNJ: Usaha Perjalanan Wisata, Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, serta Ilmu Komunikasi. Kegiatan mencakup kuliah umum dengan materi “Media Social Marketing” yang dibawakan oleh Dara Puspita dan “Intercultural Communication” oleh Mentari Anugrah Imsa, keduanya dosen Prodi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital. Program bertujuan memperkuat pemahaman lintas budaya dan strategi pemasaran digital melalui pertukaran wawasan budaya Indonesia-Vietnam. Mahasiswa UMT juga mengikuti program magang industri di RRI, PT Indosat, dan NoLimit Indonesia. Koordinator Prodi Humas dan Komunikasi Digital FISH UNJ, Asep Soegiarto, menyatakan program ini bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen dalam mengembangkan kemampuan mengajar di kelas internasional serta diharapkan dapat berlanjut ke tahap berikutnya. [] sumber : https://unj.ac.id/perkuat-kolaborasi-internasional-fish-unj-dan-umt-vietnam-gelar-kuliah-umum-pada-program-immersion-camp-2025/ Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (435) Internasionalisasi (20) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (7) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (10) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (10) Berita Terbaru
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ Gelar Program Magang Internasional dengan Vietnam
Jakarta – Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (FISIP UNJ) meluncurkan Program Academic Industrial Immersion (A21) bersama University of Management and Technology (UMT) Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 10 Juni 2025 di Kampus A UNJ. Program magang akademik dan industri ini berlangsung selama 12 hari (9-21 Juni 2025) dengan melibatkan 38 mahasiswa UMT Vietnam. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya FISIP UNJ dalam memperkuat kolaborasi internasional dan mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja global. Direktur Kerja Sama UNJ, Rahmat Darmawan, menjelaskan bahwa program ini menjadi langkah strategis dalam membangun jembatan antara dunia akademik dan industri. Kerja sama dengan Vietnam dipilih karena kedekatan budaya dan sejarah kedua negara. Program A21 didukung oleh berbagai mitra industri, termasuk Radio Republik Indonesia, Indosat, NoLimit Indonesia, dan Dinas Pariwisata serta Ekonomi Kreatif Jakarta Timur. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis sekaligus membangun kemampuan kolaborasi lintas budaya bagi mahasiswa. Acara pembukaan dihadiri oleh Duta Besar Vietnam untuk Indonesia dan berbagai pejabat, menandai komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama pendidikan tinggi. [] Sumber : https://unj.ac.id/unj-dan-umt-vietnam-jalin-kolaborasi-internasional-melalui-program-academic-industrial-immersion-a21/ Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (434) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (7) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (10) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (10) Berita Terbaru
Seminar Sejarah UNJ: Pancasila sebagai Solusi Perdamaian Dunia dalam Perspektif Humanis dan Kebudayaan
Jakarta, 5 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Program Studi Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia sukses menyelenggarakan Seminar Sejarah bertajuk “Pancasila: Solusi Perdamaian Dunia dalam Perspektif Humanis dan Kebudayaan”. Acara ini berlangsung di Aula Latief, Kampus UNJ, dan dihadiri oleh berbagai tokoh akademik dan mahasiswa. Seminar ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin, serta dihadiri oleh Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan, Prof. Agus Mulyana, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ, Firdaus Wajdi, para dosen, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Pancasila sebagai Modal Sosial dan Kultural Sesi pertama seminar menghadirkan Yudi Latif, yang menyampaikan materi secara daring. Ia menekankan bahwa Pancasila merupakan fondasi kuat dalam membangun perdamaian dunia melalui pendekatan humanis dan kultural. “Indonesia memiliki modal sosial berupa keberagaman agama, etnis, dan budaya yang telah terjalin sejak lama. Keragaman ini menjadi dasar saling percaya dan kekuatan kultural dalam mencari solusi bersama,” ujar Yudi Latif. Ia juga menambahkan bahwa kesejahteraan tidak hanya diukur dari aspek materi, tetapi juga dari ikatan sosial dan spiritual yang terjaga melalui nilai kepedulian dan empati masyarakat Indonesia di tengah arus individualisme global. Peran Generasi Muda dan Media Sosial Pembicara kedua, Olivia Zalianty, menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di era digital. Ia menekankan bahwa media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan. “Implementasi Pancasila tidak hanya melalui penanaman moral, tetapi juga melalui kesadaran terhadap fenomena sosial yang dihadapi generasi muda saat ini,” jelas Olivia. Ia mengajak generasi muda untuk aktif menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi dan refleksi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Imunitas Kultural sebagai Ketahanan Bangsa Sesi terakhir diisi oleh Ngatawi Al Zastrouw, yang membahas konsep imunitas kultural sebagai strategi menjaga ketahanan budaya nasional. “Imunitas kultural adalah kemampuan masyarakat untuk mempertahankan identitas dan nilai-nilai budaya di tengah derasnya arus globalisasi,” tegasnya. Menurutnya, dengan memperkuat imunitas kultural, masyarakat Indonesia dapat mencegah tergerusnya nilai-nilai lokal oleh budaya asing dan menjadikan budaya nasional sebagai fondasi dalam menghadapi perubahan zaman. Antusiasme Peserta dan Dialog Interaktif Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta, yang didominasi oleh mahasiswa, tampak antusias mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan para narasumber. Jawaban-jawaban yang disampaikan membuka wawasan baru dan memperkaya pemahaman peserta mengenai relevansi Pancasila dalam konteks global saat ini. Penulis: EL & NA Editor: WPS Tim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (434) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (7) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (10) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (10) Berita Terbaru
PPKn UNJ Gelar Seminar Nasional dan Call for Papers: “Membumikan Pancasila”
JAKARTA, 2 Juni 2025 — Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berhasil menyelenggarakan Seminar Nasional dan Call for Papers bertema “Membumikan Pancasila” di Aula Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika, Lantai 2, UNJ. Acara bergengsi ini menandai komitmen berkelanjutan dalam memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di era digital dan global. Kolaborasi Strategis Tiga Institusi Pendidikan Terkemuka Seminar nasional ini terlaksana berkat sinergi strategis antara PPKn UNJ, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KNI). Kolaborasi ini bertujuan mengoptimalkan pengembangan keilmuan, memperluas jejaring kerja sama akademik, dan memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam konteks penguatan ideologi kebangsaan. Acara dibuka dengan sambutan dari para pejabat struktural UNJ, dipimpin oleh Dr. Firdaus Wajdi, S.Th.I., M.A., Ph.D (Dekan FISH UNJ) dan Prof. Ahman Sya (Ketua Senat UNJ). Turut hadir memberikan dukungan penuh Dr. Kurniawati, M.Si (Wakil Dekan I), Dr. Aris Munandar, M.Si (Wakil Dekan II), Dr. E. Nugrahaeni P., M.Si (Wakil Dekan III), serta para Guru Besar dan Dosen PPKn FISH UNJ. Seminar dibuka dengan keynote speech oleh Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si yang diwakili Mayjen TNI (Purn) Nasir Madjid, S.E. dengan tema “Pancasila dan Ketahanan Nasional”. Materi pembuka ini menekankan relevansi Pancasila sebagai fondasi ketahanan bangsa di tengah dinamika geopolitik global. Sesi Pertama: Refleksi Hak, Kewajiban, dan Integrasi Sosial Sesi pertama dimoderatori Dr. Yasnita, M.Si dengan tiga narasumber kompeten: Dr. Ichwani Siti Utami, M.Pd mengangkat tema “Refleksi atas Hak dan Kewajiban Warga Negara”, membahas keseimbangan peran negara dalam menjamin hak warga serta kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dr. Mariatul Kiptiyah, M.Pd menyampaikan materi “PKn sebagai Pilar Integrasi Sosial di Tengah Keberagaman”, menyoroti pentingnya pendidikan kewarganegaraan sebagai perekat bangsa dalam masyarakat majemuk Indonesia. Dr. Yuyus Kardiman, M.Pd memaparkan “Pancasila dan Keadilan Sosial”, menekankan implementasi Pancasila sebagai falsafah hidup untuk mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial. Sesi ini mendapat respons antusias dengan empat pertanyaan dari peserta, terdiri dari dua pertanyaan peserta daring dan dua dari peserta luring, menunjukkan tingginya engagement akademik. Sesi Kedua: Implementasi Pancasila dalam Kebijakan dan Gotong Royong Dipandu moderator Syifa Syarifa, S.Pd, M.Sc, sesi kedua dibuka Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag dengan tema “Ide Pancasila dalam Kebijakan Publik”, menyoroti urgensi internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam setiap formulasi kebijakan negara. Dilanjutkan presentasi dari: Dr. I Putu Windu Mertha Sujana, S.Pd., M.Pd (Koordinator Prodi PPKn Universitas Pendidikan Ganesha) mengangkat “Membumikan Pancasila melalui Gotong Royong”. Beliau mengkomparasikan nilai gotong royong masyarakat Betawi dan Bali sebagai manifestasi konkret implementasi Pancasila di tingkat grassroots. Dr. Wahyudin Noe, M.Pd (Koordinator Prodi PPKn Universitas Khairun) membahas “Pancasila dan Masyarakat Multikultural”, menganalisis keunikan masyarakat Indonesia yang terbangun atas fondasi perasaan dan tujuan bersama meski dalam keberagaman. Partisipasi Luas dan Publikasi Ilmiah Bereputasi Seminar ini dihadiri peserta dari berbagai kalangan: mahasiswa S1 dan S2 PPKn, dosen, guru, serta praktisi pendidikan dari seluruh Indonesia, mencerminkan jangkauan nasional acara ini. Kegiatan ditutup dengan presentasi makalah dari peserta Call for Papers. Setiap naskah akan melalui proses review dan revisi berkelanjutan sebelum dipublikasikan dalam prosiding seminar dan jurnal ilmiah bereputasi, berkontribusi pada pengembangan kajian Pancasila kontemporer. Seminar Nasional “Membumikan Pancasila” ini mencerminkan komitmen strategis UNJ dan BPIP dalam memperkuat ideologi Pancasila melalui transformasi pendidikan tinggi. Acara ini menjadi platform kolaboratif yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan di era digitalisasi dan globalisasi. Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (433) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (7) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (10) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (9) Berita Terbaru
FISH UNJ dan BPIP Teken MoA untuk Perkuat Pengkajian Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Jakarta, 2 Juni 2025 — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Aula Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika Lantai 2, UNJ, pada Senin (2/6). MoA ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kerja sama dalam bidang pengembangan keilmuan, riset, dan jejaring akademik sebagai bagian dari komitmen bersama dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penandatanganan dilakukan oleh Dekan FISH UNJ, Dr. Firdaus Wajdi, S.Th.I., M.A., Ph.D, dan Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag, Direktur Pengkajian dan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP RI, yang mewakili pihak BPIP. Hadir pula dalam kegiatan ini Dr. Yuyus Kardiman, S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Program Studi S1 dan S2 PPKn UNJ, serta Prof. Dr. Achmad Husen, M.Pd, Guru Besar Prodi PPKn UNJ. Kolaborasi ini diprakarsai oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UNJ yang telah lama menjalin hubungan erat dengan BPIP. Kerja sama ini menjadi bentuk nyata dari komitmen kedua institusi dalam melanjutkan dan memperdalam pengkajian nilai-nilai Pancasila serta mendorong penguatan peran pendidikan tinggi dalam pengembangan karakter kebangsaan. “Kerja sama ini merupakan bagian dari ikhtiar berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan ideologi Pancasila secara akademik dan aplikatif,” ujar Dr. Firdaus Wajdi dalam sambutannya. Dengan penandatanganan MoA ini, diharapkan akan lahir berbagai program konkret, seperti riset bersama, seminar kebangsaan, pengabdian kepada masyarakat, serta penyusunan kurikulum berbasis nilai-nilai Pancasila yang kontekstual dengan tantangan zaman. Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (432) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (6) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (6) Prestasi (1) Prodi (9) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (9) Berita Terbaru
Tim Humas FISH Ikuti Workshop Broadcasting dan Pengelolaan Website UNJ
Jakarta, 2 Juni 2025 – Tim Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNJ mengikuti Workshop “Broadcasting Acara dan Pengelolaan Website Dalam Membangun Reputasi UNJ” yang diselenggarakan Kantor Humas dan Informasi Publik UNJ di Gedung Syafei Lantai 8. Perwakilan FSIH yang hadir meliputi Abdul Kholik (Kepala Humas FSIH), Devi Septiandini (Kadiv Informasi Publik), dan Sandy Allifiansyah (Kadiv Pemberitaan). Workshop ini bertujuan meningkatkan kapasitas teknis pengelolaan broadcasting dan website di lingkungan fakultas. “Workshop ini sangat relevan dengan kebutuhan kami di FISH untuk mengoptimalkan komunikasi publik dan membangun citra positif fakultas,” ungkap Abdul Kholik. “Dengan skill yang diperoleh, tim kami akan lebih efektif dalam menyampaikan prestasi dan program FSIH kepada publik.” Devi Septiandini menambahkan, “Sebagai pengelola informasi publik, materi tentang pengelolaan website dan keamanan data sangat membantu kami dalam menjalankan tugas.” Workshop dibuka oleh R.A Murti Kusuma Wirasti (Direktur Inovasi Sistem Informasi dan Pemeringkatan) yang menekankan pentingnya visibilitas digital dalam membangun reputasi institusi. Kepala Humas UNJ, Syaifudin, menjelaskan bahwa ini merupakan workshop perdana dari rangkaian pelatihan untuk tim Humas fakultas. Workshop ini berisi dua materi dalam dua sesi utama, yakni Broadcasting pada sesi pertama dengan narasumber Diat Nurhidayat dari PTIK FT UNJ. Dalam sesi pertama, peserta mendapatkan materi tentang pengenalan peralatan siar (kamera, mikrofon, mixer), teknis platform streaming (YouTube, Zoom, media sosial dan standar identitas visual UNJ dalam siaran. Selanjutnya pada sesi kedua, penjelasan mengenai Pengelolaan Website dengan narasumber Bambang Prasetyo Adi dari PTIK FT UNJ yang menyajikan materi seputar desain dan navigasi website yang seragam, penggunaan CMS WordPress UNJ, keamanan data dan etika publikasi digital. Sandy Allifiansyah yang membidangi pemberitaan menyatakan, “Pengetahuan tentang teknis broadcasting ini akan sangat berguna untuk dokumentasi kegiatan FISH dan live streaming acara penting fakultas.” Tim Humas FISH berkomitmen menerapkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas komunikasi publik dan mendukung reputasi UNJ secara keseluruhan. Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (431) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (6) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (5) Prestasi (1) Prodi (9) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (8) Berita Terbaru
Menelusuri Deep Learning: Jalan Baru Pendidikan Sosial di Era Digital
Jakarta, 24 Mei 2025 – Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ) menyelenggarakan seminar bertajuk “Deep Learning dalam Pendidikan Sosial: Perspektif Sejarah dan Geografi di Era Transformasi Digital” yang berlangsung dengan penuh antusiasme. Acara ini dipandu oleh MC Gina Aulia Putri, dan menghadirkan sejumlah tokoh akademik. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, Tri Wandy Januar, M.Sc., yang diwakili oleh Sandi Alfiansyah, Ph.D. Disusul sambutan dari Dekan FISH UNJ, Bapak Firdaus Wajdi, M.A., Ph.D., yang menekankan pentingnya adaptasi dunia pendidikan terhadap perkembangan era digital. “Deep learning merupakan metode belajar komprehensif yang mengajak kita tidak sekadar menghafal, tetapi bergerak aktif dalam memahami makna,” ujar pak Firdaus. Selanjutnya, Prof. Dr. Bapak Hafid Abbas memberikan arahan yang menyoroti tiga isu utama: tantangan sosial saat ini, Deep Learning dalam konteks transformasi sosial, serta kaitannya dengan pendidikan ilmu sosial. Dalam sesi materi, beliau menyampaikan paparan bertajuk “Deep Learning and Social Cohesion”, membahas bagaimana pembelajaran mendalam mampu memperkuat kohesi sosial di tengah masyarakat yang beragam. Berikutnya, Sesi diskusi yang dipandu oleh Fajar Aditya Nugroho, menghadirkan tiga narasumber terkemuka: Prof. Ahmad Sya, Guru Besar Geografi FISH UNJ, menjelaskan pentingnya penerapan deep learning yang humanis dalam pembelajaran geografi untuk menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap kebutuhan masa depan. Prof. Dr. Achmad Husen, M.Pd., Guru Besar Ilmu Lingkungan dan Kewarganegaraan, membahas transformasi peran guru dalam mengimplementasikan pembelajaran mendalam, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Dr. Kurniawati, M.Si., Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Dosen Magister Sejarah UNJ, menguraikan bagaimana pendekatan Deep Learning memperkuat literasi sejarah, serta menekankan pada pemahaman konseptual seperti hubungan sebab-akibat dan konsekuensi dalam kajian sejarah. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Dosen dari Unindra, Jamaludin Akbar Alfarizi, mengangkat pertanyaan tentang hubungan antara Deep Learning dan filsafat serta dampaknya terhadap siswa jika kurikulum tidak sinkron dengan praktik di lapangan. Umi Kholisya menyoroti tantangan relasi digital antara dosen dan mahasiswa serta pentingnya kedekatan emosional dalam penerapan deep learning. Sementara itu, pertanyaan dalam kolom komentar Zoom oleh username La Mbeli Rajani menyoroti pendekatan contextual Deep Learning berbasis kearifan lokal di wilayah kepulauan seperti Maluku. Ia menekankan pentingnya pengembangan praktik keilmuan geografi yang kontekstual dan inklusif terhadap keberagaman budaya dan lingkungan Indonesia. Setelah sesi utama, dilanjutkan talkshow inspiratif bersama tiga mahasiswa magister: Maulana Malik Ibrahim (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Veronika Horohiung (Pendidikan Sejarah), dan Dewi Mutiarawati Suwarjo (Pendidikan Geografi), yang membagikan pengalaman dalam menerapkan pendekatan Deep Learning di bidang masing-masing. Sebagai penutup, panitia mengadakan sesi kuis interaktif yang disambut meriah oleh peserta. Seminar ini membuktikan bahwa integrasi Deep Learning dalam pendidikan sosial bukan sekadar tren, melainkan keniscayaan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan transformatif di era digital. Penulis : BFA dan SHM Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (430) Internasionalisasi (17) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (6) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (4) Prestasi (1) Prodi (9) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (8) Berita Terbaru