Jakarta, 10 Juli 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta (BEMP IKOM UNJ) bekerja sama dengan Komunitas Glorevetion menyelenggarakan kegiatan santunan akbar bagi 81 anak yatim dan dhuafa. Acara ini berlangsung di Aula Hatta, Kampus A UNJ, mulai pukul 13.30 hingga 16.30 WIB. Kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian kampanye sosial yang telah digelar sejak bulan Ramadan. Turut hadir dalam acara ini perwakilan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Pembina Organisasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNJ, Pembina Komunitas Glorevetion, serta perwakilan dari Dompet Dhuafa dan Yayasan Yatim Mandiri. Acara semakin semarak dengan kehadiran Kak Raihan Sapda Akbar sebagai pembicara yang memberikan motivasi dan inspirasi kepada anak-anak peserta santunan. Dompet Dhuafa dan Yayasan Yatim Mandiri juga berperan sebagai mitra utama dalam mendukung kelancaran kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur dapat menyelenggarakan acara santunan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya anak-anak yatim dan dhuafa,” ujar Aqilah Sukmawati, Ketua BEMP IKOM UNJ. Senada dengan itu, Naufal Ilmi selaku Wakil Ketua Komunitas Glorevetion menambahkan, “Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen kami yang telah dimulai sejak Ramadan, di mana kami berhasil mengadakan pesantren kilat gratis untuk 20 anak yatim dan dhuafa. Semoga semangat berbagi dan kepedulian sosial ini terus tumbuh di tengah masyarakat.” Kolaborasi antara BEMP IKOM UNJ dan Komunitas Glorevetion diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat. [] Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (441) Internasionalisasi (22) Kemahasiswaan (5) Pengabdian (1) Pengajaran (11) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (9) Prestasi (1) Prodi (13) Program Unggulan (9) Tak Berkategori (11) Tata Kelola (16) Berita Terbaru
Asesmen Lapangan Akreditasi Program Studi Sarjana Terapan Usaha Perjalanan Wisata FISH UNJ
Jakarta, 10 Juli 2025 — Program Studi Sarjana Terapan Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melaksanakan asesmen lapangan akreditasi yang berlangsung di Gedung K FISH UNJ. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses penjaminan mutu pendidikan tinggi dan menghadirkan tim asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tim asesor yang hadir terdiri atas Dr. Syamsu Rijal, S.Sos., M.Pd., CHE dari Politeknik Pariwisata Makassar, Drs. Maman Lukman Supardi, M.Pd. dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung, serta Meriyana dari BAN-PT. Seremoni penyambutan tim asesor dilaksanakan secara resmi di Gedung Rektorat UNJ oleh jajaran pimpinan universitas. Selanjutnya, tim asesor menuju Gedung K FISH untuk mengikuti pembukaan asesmen lapangan yang digelar di Ruang 212. Acara ini dihadiri oleh Dekan FISH UNJ, Dr. Firdaus Wajdi, M.A., Ph.D., didampingi Wakil Dekan I, II, dan III, seluruh dosen, serta civitas akademika Program Studi Sarjana Terapan Usaha Perjalanan Wisata. Dalam sambutannya, Dekan FISH UNJ menegaskan komitmen institusi dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim asesor BAN-PT sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam menjamin mutu program studi. Agenda asesmen lapangan diawali dengan diskusi antara tim asesor, jajaran pimpinan unit pengelola program studi, dan Tim Penjaminan Mutu UNJ. Penilaian mencakup berbagai aspek, seperti kebijakan pengembangan program studi, sistem tata pamong dan tata kelola, manajemen akademik, serta rencana strategis ke depan. Tim asesor juga menilai kriteria utama akreditasi, termasuk perumusan visi dan misi program studi, sistem pendidikan, kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sesi khusus bersama dosen dan tenaga kependidikan turut digelar untuk membahas kinerja akademik, administrasi, serta efektivitas fasilitas dan layanan bagi mahasiswa. Selain itu, asesmen menghadirkan mahasiswa aktif, alumni, dan mitra pengguna lulusan yang memberikan masukan konstruktif terkait kualitas lulusan dan kontribusi program studi dalam pengembangan industri pariwisata. Tim asesor juga melakukan peninjauan langsung terhadap sarana dan prasarana pendukung kegiatan akademik. Kegiatan asesmen lapangan ditutup dengan penyampaian umpan balik dari tim asesor serta penandatanganan berita acara asesmen. Seluruh rangkaian kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam penguatan tata kelola dan peningkatan mutu akademik Program Studi Sarjana Terapan Usaha Perjalanan Wisata FISH UNJ. UNJ berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan menghasilkan lulusan yang profesional, inovatif, serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun global, khususnya dalam bidang pariwisata dan perjalanan wisata.[] Penulis: MAHNEditor: WPSTim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (441) Internasionalisasi (22) Kemahasiswaan (5) Pengabdian (1) Pengajaran (10) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (9) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (8) Tak Berkategori (11) Tata Kelola (15) Berita Terbaru
Bangkitkan Jiwa Legislator Muda, BPM FISH UNJ Gelar PLMFISH 2025
Jakarta, 12 Juli 2025 — Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (BPM FISH UNJ) sukses menyelenggarakan kegiatan tahunan Pelatihan Legislatif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (PLMFISH) 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Bung Hatta, Lantai 2 Gedung Pascasarjana UNJ, dengan mengusung tema “Legislator Muda untuk Masa Depan Bangsa.” PLMFISH 2025 bertujuan untuk memperkuat kapasitas legislatif mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai program studi di lingkungan FISH UNJ yang tergabung dalam BPM tingkat fakultas. Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan tilawah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta Mars UNJ. Selanjutnya, peserta mengikuti dua sesi materi utama yang disampaikan oleh narasumber berkompeten. Materi pertama bertajuk “Negosiasi Legislatif” membahas pentingnya kemampuan komunikasi dan diplomasi dalam proses pengambilan keputusan di lembaga legislatif. Sesi kedua mengangkat tema “Legislative Drafting I”, yang mengajak peserta memahami dasar-dasar penyusunan naskah akademik dan rancangan peraturan sebagai keterampilan utama seorang legislator. Selain sesi diskusi, PLMFISH 2025 juga menghadirkan berbagai kegiatan interaktif seperti permainan kelompok, penampilan yel-yel antar peserta, serta pemberian penghargaan untuk kategori peserta terbaik, yel-yel terbaik, dan kelompok terbaik. Suasana kekeluargaan dan semangat kolaboratif sangat terasa sepanjang kegiatan. Kegiatan ditutup dengan pengisian angket aspirasi peserta sebagai bahan evaluasi, doa bersama, dan dokumentasi. Dengan semangat kolaborasi, dedikasi panitia, serta antusiasme peserta, PLMFISH 2025 menjadi langkah nyata FISH UNJ dalam mendidik dan mencetak generasi muda yang siap mengemban amanah sebagai legislator masa depan. Penulis: SS & BEditor: WPSTim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (441) Internasionalisasi (22) Kemahasiswaan (5) Pengabdian (1) Pengajaran (10) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (9) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (7) Tak Berkategori (11) Tata Kelola (14) Berita Terbaru
FISH UNJ Bersama KemenHAM Gelar Seminar Nasional : Membangun Kesadaran Kritis Generasi Muda terhadap Hak Asasi Manusia
Jakarta, 26 Juni 2025 — Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Menumbuhkan Kesadaran Kritis Generasi Muda terhadap Hak Asasi Manusia dalam Mewujudkan Masyarakat Demokratis dan Berkeadilan”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Bung Hatta, lantai 2, Pascasarjana UNJ, dan diikuti secara antusias oleh mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan FISH. Seminar ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, antara lain: Dekan FISH UNJ, Firdaus Wajdi, Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan HAM KemenHAM, Aditya Sarsito Sukarsono, Direktur Penguatan Kapasitas HAM Masyarakat, Komunitas, dan Pelaku Utama, Giyanto, Guru Besar FISH UNJ, Prof. Abdul Haris Fatgehipon serta Koordinator Program Studi S1 dan S2 PPKn, Yuyus Kardiman. Dalam sambutannya, Dekan FISH UNJ, Firdaus Wajdi, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para narasumber dan peserta. Ia menekankan pentingnya tema seminar, mengingat 15 program studi di FISH memiliki keterkaitan erat dengan isu hak asasi manusia. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dirjen HAM KemenHAM, Aditya Sarsito Sukarsono, yang menyoroti peluang karier di bidang HAM, seperti konsultan dan auditor bisnis berbasis HAM. Sesi utama seminar dipandu oleh moderator Yuyus Kardiman. Materi pertama disampaikan oleh Giyanto, yang mengangkat tema “Nilai Pancasila sebagai Fondasi Perlindungan Hak Asasi Manusia”. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar HAM, pentingnya pemahaman hak asasi bagi diri sendiri dan orang lain, serta relevansi nilai-nilai Pancasila dalam menjamin perlindungan HAM di Indonesia. Materi kedua disampaikan oleh Prof. Abdul Haris Fatgehipon dengan tema “HAM dan Perlindungan terhadap Warga Negara”. Ia membahas konsep HAM dalam konteks geopolitik, membandingkan pendekatan kapitalis dan sosialis, serta menempatkan Pancasila sebagai jalan tengah dalam penerapan HAM yang sesuai dengan konteks Indonesia. Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan yang berbobot, dan para narasumber memberikan jawaban yang komprehensif. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan hadiah kepada penanya terbaik. Penulis: EL & JRPSEditor: WPSTim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (439) Internasionalisasi (22) Kemahasiswaan (5) Pengabdian (1) Pengajaran (9) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (9) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (4) Tak Berkategori (11) Tata Kelola (13) Berita Terbaru
Orasi Ilmiah : Resolusi Konflik Ambon 1999-2002 Pelajaran Berharga dalam Menjaga Perdamaian di Indonesia
Ringkasan Penyelesaian damai konflik Ambon menjadi contoh penyelesaian Konflik yang dilakukan secara holistik, dengan melibatkan berbagai pendekatan 1).Pendekatan Keamanan 2).Dialog Damai 3). Optimal Potensi Damai 4). Perjanjian Damai 5). Rehabilitasi dan Penegakan Hukum Pendekatan Keamanan dalam pendekatan keamanan, Security Approach kekuatan intelijen tidak bisa dilepaskan, bahkan intelijen memainkan peran terdepan dalam melakukan deteksi dini dari sebuah ancaman. TNI dan Kepolisian, memiliki perangkat intelijen tetapi gagal melakukan deteksi dini dalam mengantisipasi peristiwa berdarah 19 Januari 1999. Peristiwa konflik Ambon bukan suatu peristiwa yang terjadi secara spontan, tetapi melewati desain yang matang. Dialog Damai Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghentikan konflik adalah membangun dialog damai, antara warga masyarakat yang berkonflik, dengan adanya dialog secara langsung ke masyarakat diharapkan bisa terbangun kesadaran pemahaman yang sama untuk menghentikan pertikaian. Perjanjian Damai ,Jusuf kalla dan Sosilo Bambang Yudhoyono, memiliki andil yang sangat besar dalam memperjuangkan perdamaian di Ambon. Mendamaikan Ambon bukan hal yang mudah, sebab masing masing pihak tidak ingin berdamai, yang menerima perdamaian akan beri stigma penghianat oleh masing-masing kelompok, ancaman teror dan pembunuhan mereka alami. Jusuf Kalla merangkul kelompok intelektual, pemerintah adat dan tokoh agama untuk membangun komunikasi menuju jalan perdamaian Ambon. Pembanguanan dan Penegakan Hukum, Dalam era pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono, kondisi Ambon mulai berangsur-angsur normal, mulai terbangun kesadaran masyarakat untuk menjaga perdamaian secara kolektif. Era Presiden Susilo Bambang Yudoyono, yang berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, memberikan perhatian terhadap percepatan pembangunan dan relokasi pengungsi di Ambon. Unduh Dokumen Orasi Unduh File Presentasi Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (438) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (9) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (4) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (12) Berita Terbaru
UNJ Kukuhkan 3 Guru Besar FISH: Ahli Resolusi Konflik, Sosiologi, dan Filsafat Sosial
Jakarta, 12 Juni 2025 – Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta melakukan pengukuhan guru besar. Pelantikan yang diselenggarakan di Aula Latief Hendraningrat, pengukuhan tiga Guru Besar dalam Sidang Terbuka yang diselenggarakan secara khidmat menjadi momentum penting dalam memperkuat peran UNJ sebagai institusi akademik yang terus berkomitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi nyata bagi masyarakat.Sidang Terbuka dipimpin langsung oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin dengan dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, serta tamu undangan dari berbagai kalangan akademisi dan keluarga besar UNJ. Acara diawali dengan prosesi masuk Pimpinan, Senat, dan Dewan Guru Besar, dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembukaan sidang oleh Rektor. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi atas pencapaian ketiga Guru Besar yang telah melewati proses akademik yang ketat. “Pengukuhan ini merupakan hasil dari dedikasi dan kontribusi panjang dalam bidang akademik, serta bentuk tanggung jawab moral terhadap masa depan ilmu pengetahuan dan masyarakat,” ujar Prof. Komarudin.Pengukuhan diawali dengan pembacaan daftar riwayat hidup Prof. Abdul Haris Fatgehipon oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ, Firdaus Wajdi. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Resolusi Konflik Ambon 1999–2002: Pelajaran Berharga dalam Menjaga Perdamaian di Indonesia,” Prof. Haris menyoroti pentingnya pendekatan sosiologis dan historis dalam memahami dinamika konflik serta upaya resolusi berbasis lokal. “Pemerintah juga harus mengupayakan pentingnya penyelesaian konflik di Ambon,” tegasnya. Selanjutnya, Prof. Ciek Julyati Hisyam menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Pinjaman Online dan Judi Online dalam Masyarakat Modern: Ditinjau dari Perspektif Sosiologi Perilaku Menyimpang. Orasi ini mengulas secara kritis fenomena perilaku menyimpang digital yang berkembang di era modern dan dampaknya terhadap struktur sosial masyarakat Indonesia. “Kecanduan terhadap pinjaman online dan judi online dapat membuat kerugian yang besar, jika dilihat dari sudut pandang sosiologi permasalahan ini bisa disebut dengan perilaku menyimpang karena bersinggungan dengan ketegangan sosial dan ekonomi,” ujar beliau. Beliau juga menjelaskan dalam perspektif sosiologi, perilaku menyimpang adalah perilaku yang melanggar norma baik norma sosial ataupun baik. Dalam penutupan orasi ilmiahnya beliau menyampaikan pesan “Kebahagiaan tergantung pada kebijakan kita sendiri dan kebijakan adalah kunci untuk mengelola hasrat kita.” Guru Besar ketiga yang dikukuhkan adalah Prof. Robert melalui orasi ilmiah berjudul Dari Emansipasi ke Ekosipasi: Politik Ekologi dan Kewargaan Baru Indonesia. Dalam pemaparannya, Prof. Robert memperkenalkan gagasan tentang ekosipasi sebagai konsep baru dalam perjuangan hak warga negara dalam konteks krisis ekologi dan perubahan iklim. “Emansipasi dapat membuat manusia terbebas dari belenggu,” ujar beliau. Dalam orasinya beliau juga menjelaskan bahwa teknologi seringkali mengaburkan tanggung jawab moral seseorang, namun disisi lain manusia juga menciptakan teknologi yang melampaui kapasitas sehingga teknologi tersebutlah yang dapat mengatur segalanya. Setelah penyampaian orasi, Rektor membacakan Surat Keputusan Penganugerahan Lencana Guru Besar yang dilanjutkan dengan penyerahan SK dan pengalungan Samir oleh Ketua Senat UNJ, Prof. Ahman Sya. Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Achmad Fauzi, menyanyikan Mars UNJ, serta prosesi penutupan sidang. Senat Universitas Pattimura juga turut hadir dalam acara pengukuhan tersebut, beliau bangga dan kagum dengan prosesi pengukuhan tersebut karena dapat memperlihatkan bagaimana kapasitas akademik dari ketiga guru besar tersebut. “Ketiga orasi ilmiah yang tadi sudah disampaikan. Harus terimplementasi dan harus diupayakan untuk bisa menjadi sesuatu yang sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa ini. Dan jabatan guru besar memiliki tanggung jawab akademik, baik secara individu maupun secara kolektif bersama-sama.” Dengan pengukuhan ini, UNJ semakin memperkuat posisinya sebagai pusat keunggulan akademik dan penghasil pemikiran strategis yang relevan dengan tantangan zaman, khususnya dalam bidang sosiologi, politik ekologi, dan perilaku masyarakat modern. Fakultas Ilmu Sosial UNJ pun menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan karya ilmiah yang solutif, aplikatif, dan berdampak luas bagi bangsa. Penulis: MAHN dan DAWEditor: WPSTim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (437) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (8) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (11) Program Unggulan (3) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (11) Berita Terbaru
Seminar Sejarah UNJ: Pancasila sebagai Solusi Perdamaian Dunia dalam Perspektif Humanis dan Kebudayaan
Jakarta, 5 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Program Studi Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia sukses menyelenggarakan Seminar Sejarah bertajuk “Pancasila: Solusi Perdamaian Dunia dalam Perspektif Humanis dan Kebudayaan”. Acara ini berlangsung di Aula Latief, Kampus UNJ, dan dihadiri oleh berbagai tokoh akademik dan mahasiswa. Seminar ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin, serta dihadiri oleh Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan, Prof. Agus Mulyana, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ, Firdaus Wajdi, para dosen, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Pancasila sebagai Modal Sosial dan Kultural Sesi pertama seminar menghadirkan Yudi Latif, yang menyampaikan materi secara daring. Ia menekankan bahwa Pancasila merupakan fondasi kuat dalam membangun perdamaian dunia melalui pendekatan humanis dan kultural. “Indonesia memiliki modal sosial berupa keberagaman agama, etnis, dan budaya yang telah terjalin sejak lama. Keragaman ini menjadi dasar saling percaya dan kekuatan kultural dalam mencari solusi bersama,” ujar Yudi Latif. Ia juga menambahkan bahwa kesejahteraan tidak hanya diukur dari aspek materi, tetapi juga dari ikatan sosial dan spiritual yang terjaga melalui nilai kepedulian dan empati masyarakat Indonesia di tengah arus individualisme global. Peran Generasi Muda dan Media Sosial Pembicara kedua, Olivia Zalianty, menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di era digital. Ia menekankan bahwa media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan. “Implementasi Pancasila tidak hanya melalui penanaman moral, tetapi juga melalui kesadaran terhadap fenomena sosial yang dihadapi generasi muda saat ini,” jelas Olivia. Ia mengajak generasi muda untuk aktif menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi dan refleksi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Imunitas Kultural sebagai Ketahanan Bangsa Sesi terakhir diisi oleh Ngatawi Al Zastrouw, yang membahas konsep imunitas kultural sebagai strategi menjaga ketahanan budaya nasional. “Imunitas kultural adalah kemampuan masyarakat untuk mempertahankan identitas dan nilai-nilai budaya di tengah derasnya arus globalisasi,” tegasnya. Menurutnya, dengan memperkuat imunitas kultural, masyarakat Indonesia dapat mencegah tergerusnya nilai-nilai lokal oleh budaya asing dan menjadikan budaya nasional sebagai fondasi dalam menghadapi perubahan zaman. Antusiasme Peserta dan Dialog Interaktif Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta, yang didominasi oleh mahasiswa, tampak antusias mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan para narasumber. Jawaban-jawaban yang disampaikan membuka wawasan baru dan memperkaya pemahaman peserta mengenai relevansi Pancasila dalam konteks global saat ini. Penulis: EL & NA Editor: WPS Tim FISH Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (434) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (7) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (7) Prestasi (1) Prodi (10) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (10) Berita Terbaru
FISH UNJ dan BPIP Teken MoA untuk Perkuat Pengkajian Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Jakarta, 2 Juni 2025 — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Aula Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika Lantai 2, UNJ, pada Senin (2/6). MoA ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kerja sama dalam bidang pengembangan keilmuan, riset, dan jejaring akademik sebagai bagian dari komitmen bersama dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penandatanganan dilakukan oleh Dekan FISH UNJ, Dr. Firdaus Wajdi, S.Th.I., M.A., Ph.D, dan Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag, Direktur Pengkajian dan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP RI, yang mewakili pihak BPIP. Hadir pula dalam kegiatan ini Dr. Yuyus Kardiman, S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Program Studi S1 dan S2 PPKn UNJ, serta Prof. Dr. Achmad Husen, M.Pd, Guru Besar Prodi PPKn UNJ. Kolaborasi ini diprakarsai oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UNJ yang telah lama menjalin hubungan erat dengan BPIP. Kerja sama ini menjadi bentuk nyata dari komitmen kedua institusi dalam melanjutkan dan memperdalam pengkajian nilai-nilai Pancasila serta mendorong penguatan peran pendidikan tinggi dalam pengembangan karakter kebangsaan. “Kerja sama ini merupakan bagian dari ikhtiar berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan ideologi Pancasila secara akademik dan aplikatif,” ujar Dr. Firdaus Wajdi dalam sambutannya. Dengan penandatanganan MoA ini, diharapkan akan lahir berbagai program konkret, seperti riset bersama, seminar kebangsaan, pengabdian kepada masyarakat, serta penyusunan kurikulum berbasis nilai-nilai Pancasila yang kontekstual dengan tantangan zaman. Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (432) Internasionalisasi (18) Kemahasiswaan (5) Pengajaran (6) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (6) Prestasi (1) Prodi (9) Program Unggulan (2) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (9) Berita Terbaru
Seminar “AI dan Masa Depan Literasi Digital Indonesia” di FISH UNJ: Menyiapkan Generasi Muda Hadapi Revolusi Digital
Jakarta, 29 April 2025- Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menjadi pusat perhatian dalam dunia literasi digital dengan menggelar seminar bertajuk “AI dan Masa Depan Literasi Digital Indonesia”. Acara yang berlangsung di Aula Bung Hatta ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ, sebagai bagian dari program “Jakarta SOLID” (Sadar Olah Literasi Digital). Seminar hybrid ini diikuti oleh beragam peserta, mulai dari mahasiswa UNJ, ibu-ibu Dasawisma, hingga peserta disabilitas yang mengikuti secara daring. Acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kurniawati selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ. Dalam sambutannya, Kurniawati berharap agar seminar ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi seluruh peserta. “Semoga acara ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua,” ujarnya penuh harap. Hadir pula Wakil Dekan II Aris Munandar dan E. Nugrahaeni P., Wakil Dekan III Fakultas yang turut mendukung jalannya acara serta dihadiri oleh para dosen dari beberapa program studi. Seminar menghadirkan dua narasumber utama yang sangat berkompeten, yaitu Alia Noorayu Laksono dari DPRD DKI Jakarta dan Donny Budi Utoyo dari Siberkreasi. Acara dipandu oleh M. Fikri Akbar, dosen Ilmu Komunikasi UNJ, yang bertindak sebagai moderator. Dalam sesi pemaparan materinya, Donny Budi Utoyo menegaskan bahwa perkembangan kecerdasan buatan (AI) akan berkembang semakin pesat. Namun, menurutnya, AI belum bisa menggantikan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis manusia. “Berpikir kritis untuk memastikan mana yang benar dan salah, kebanyakan orang ikut yang cara sederhana tapi salah,” ujarnya. Ia menekankan agar AI digunakan sebagai alat untuk menyederhanakan tulisan, bukan menggantikan proses berpikir manusia. “Tolong jangan menyalahgunakan AI. AI seperti api, apabila kecil memiliki manfaat untuk masak, apabila membesar bisa menimbulkan masalah,” tambahnya. Sementara itu, Alia Noorayu Laksono menyampaikan bahwa AI hadir untuk membantu manusia menjadi versi terbaik dirinya, bukan untuk menggantikan peran manusia. “AI bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk membantu manusia menjadi versi terbaik dari dirinya,” katanya. Literasi digital yang kuat dan pemahaman yang bijak terhadap AI dinilai sangat penting agar generasi muda siap menghadapi tantangan masa depan. Alia juga menegaskan bahwa meskipun teknologi dapat mengefisienkan pekerjaan, sentuhan manusia tetap dibutuhkan untuk menghasilkan karya yang memiliki nilai estetika dan orisinalitas. Sesi diskusi berlangsung sangat interaktif. Mahasiswa dan peserta daring aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan para narasumber. Dalam dialog yang hangat, Donny mengingatkan bahwa AI memang dapat menggantikan pekerjaan yang bersifat repetitif, namun keterampilan manusia tetap menjadi pembeda utama. “Kalian bukan tergantikan oleh AI, namun kalian akan tergantikan oleh para ahli yang menggunakan AI,” jelasnya. Alia menambahkan, “Untuk kampanye atau poster menggunakan bantuan AI itu tidak masalah. AI akan merangsang orang membuat sesuatu karya. Namun, sentuhan manusia tetap dibutuhkan untuk menghasilkan estetika karena semua hal tidak bisa digantikan oleh AI.” Moderator, Fikri, turut mengingatkan agar mahasiswa tidak terbiasa bergantung pada AI dan tetap mengasah kemampuan berpikir kritis. Alia menutup dengan pesan penuh motivasi, “Mau hidup di era apapun, skill pasti sangat dibutuhkan. Tidak bisa dipungkiri karena hidup harus butuh ilmu dan belajar.” Seminar diakhiri dengan pesan dari para narasumber agar mahasiswa tidak terburu-buru menyelesaikan studi dan terus haus akan ilmu. Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang AI dan literasi digital, tetapi juga memperkuat semangat kolaborasi dan inklusivitas di lingkungan kampus UNJ. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah kemajuan teknologi, peran manusia dengan kreativitas, kritis, dan keterampilan tetap tak tergantikan. Literasi digital yang kuat dan penggunaan AI secara bijak menjadi kunci utama untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi revolusi digital dengan percaya diri dan tangguh. Acara resmi ditutup dengan harapan besar bagi seluruh peserta agar mampu membawa semangat literasi digital dan pemanfaatan AI secara bijak ke lingkungan masing-masing, demi Indonesia yang semakin tangguh dan siap menghadapi masa depan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Penulis: ZREditor: WPSTim FISHmedia Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Organisasi (3) Pengajaran (3) Penjaminan Mutu (2) Program Unggulan (1) Berita Terbaru
Pererat Sinergi Legislatif, Anjangsana Prodi 2025 Hadirkan Kolaborasi dan Kebersamaan
Jakarta, 10 Mei 2025 – Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sukses menyelenggarakan acara Anjangsana Legislatif Prodi 2025, yang dihadiri oleh seluruh lembaga legislatif program studi di bawah naungan FISH UNJ. Acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan sinergi antar prodi dalam menjalankan roda organisasi legislatif mahasiswa. Acara dibuka dengan prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars UNJ, serta Hymne UNJ, disusul pembacaan tilawah. Rangkaian sambutan turut disampaikan oleh para tokoh penting, antara lain Ketua Pelaksana Najwa Nurluthfiah, Kepala Badan Kaderisasi Dhesi Kusuma Wulandari, serta Ketua Umum BPM FISH UNJ Priyo Arif Wicaksono. Sesi utama dari anjangsana menghadirkan perkenalan serta penampilan kreatif dari masing-masing lembaga legislatif prodi. Masing-masing delegasi menampilkan struktur organisasi, program kerja unggulan, hingga pertunjukan bebas sebagai bentuk mengekspresikan kreativitas serta kebersamaan. Tak hanya menampilkan kekompakan, peserta juga mengikuti sesi sharing session bersama kepala divisi BPM FISH, permainan interaktif yang dipandu panitia, serta diskusi terbuka dengan para kepala bidang dan wakil BPM FISH. Kegiatan ini memberikan ruang refleksi dan penguatan wawasan bagi para legislatif muda. Sebagai bentuk apresiasi, penghargaan diberikan kepada prodi dengan penampilan terbaik serta peserta pemenang games. Acara ditutup dengan doa bersama dan pembagian angket evaluasi kegiatan. Dengan semangat kebersamaan, Anjangsana Legislatif Prodi 2025 berhasil menjadi ruang penguatan relasi, sinergi program, dan pertukaran gagasan antar lembaga legislatif prodi di lingkungan FISH UNJ. Diharapkan kegiatan ini terus berlanjut sebagai agenda rutin tahunan demi memperkuat roda organisasi mahasiswa yang lebih responsif dan inklusif. Penulis: MAHNEditor: WPSTim FIS Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Organisasi (2) Program Unggulan (1) Berita Terbaru