Jakarta, 16 Juni 2025 — Dalam rangka menyambut 498 tahun Jakarta, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kelompok Tani Hutan (KTH) Rumah Kaum Jayakarta, dan PT Antam Tbk UBPP Logam Mulia berkolaborasi menggelar talkshow bertajuk “Merayakan Jelang 5 Abad Jakarta: Merevitalisasi Potensi Wisata Kampung Kota”. Acara yang berlangsung di Gedung Ki Hajar Dewantara, UNJ, ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Koordinator Program Studi UPW Revi Agustin Aisyianita, Pembina KTH Dedi Rachmady, Kepala Dinas Provinsi Daerah Khusus Jakarta Andhika Permata, serta perwakilan dari PT Antam Tbk dan para akademisi. Talkshow ini merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori kepariwisataan, tetapi juga terlibat langsung dalam pengembangan potensi masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat wisata berbasis budaya dan lingkungan berkelanjutan di kawasan Jatinegara Kaum. Komitmen PT Antam dalam Pengembangan Wisata Berkelanjutan Salah satu sesi utama membahas kontribusi PT Antam Tbk melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR). Ni Made Ayu Wina, selaku CSR & ER Bureau Head PT Antam UBPP Logam Mulia, memaparkan inisiatif unggulan seperti Agro-Eduwisata Jatinegara Kaum. Program ini mencakup pengelolaan sampah, urban farming, pengembangan UMKM, serta pelestarian budaya lokal. “Melalui pendekatan pentahelix dan kajian sosial, kami berupaya menciptakan nilai baru pasca tambang untuk membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya,” ujarnya. Riset Budaya sebagai Fondasi Wisata Berbasis Kearifan Lokal Sesi berikutnya menyoroti pentingnya riset budaya dalam pengembangan pariwisata. Penelitian terhadap sejarah, narasi lokal, dan potensi budaya Jatinegara Kaum menjadi dasar dalam membangun daya tarik wisata yang otentik dan berkelanjutan. “Penelitian ini menjadi bukti pelestarian dokumen budaya. Jatinegara Kaum memiliki keterkaitan erat dengan sejarah awal Jakarta,” ungkap salah satu narasumber. Bahasa dan Cerita Lisan: Identitas yang Menghidupkan Wisata Bahasa lokal dan cerita lisan juga menjadi sorotan penting. Bahasa ibu dianggap sebagai identitas budaya yang kuat dan dapat menjadi daya tarik wisata jika dikemas secara kreatif. Cerita lisan dari warga Jatinegara Kaum dinilai mampu menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah secara emosional dan relevan, terutama bagi generasi muda. “Heritage bukan hanya bangunan, tetapi juga cerita. Jatinegara tidak butuh restorasi besar-besaran, ia hanya perlu didengar, dirasakan, dan diceritakan kembali,” ujar salah satu pembicara. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, pemberian suvenir, dan dokumentasi bersama seluruh peserta. Talkshow ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat sinergi antara akademisi, masyarakat, dan dunia usaha untuk mengembangkan potensi wisata kampung kota berbasis budaya dan lingkungan. Penulis: AF & GA Editor: WPS Tim Fish Media Center Share this article Pencarian More than 2 results are available in the PRO version (This notice is only visible to admin users) Kategori Berita Berita (439) Internasionalisasi (21) Kemahasiswaan (5) Pengabdian (1) Pengajaran (9) Pengumuman (3) Penjaminan Mutu (8) Prestasi (1) Prodi (12) Program Unggulan (4) Tak Berkategori (10) Tata Kelola (12) Berita Terbaru